Pemakaian saluran jala-jala listrik sebagai media transmisi cukup efektif dan cukup efisien, karena setiap peralatan listrik atau elektronik yang biasanya menggunakan jala-jala listrik atau elektronik yang biasanya menggunakan jala-jala listrik sebagai sumber dayanya, pasti ada kabel penghubung ke tempat alat yang dikontrol, sehingga tidak diperlukan saluran khusus ke masing – masing alat tersebut.
Dengan dipakainya saluran jala-jala 220 VAC (50 Hz) sebagai media transmisi isyarat kontrol, maka dapat dibuat suatu sistem pengontrol terpusat yang cukup efektif dan efisien dimana setiap alat akan menerima isyarat kontrol dari saluran yang sama , juga peralatan yang akan dikontrol dapat dipindah-pindah dengan bebas tanpa mengalami kesulitan dalam saluran untuk isyarat control.
CATU DAYA
Pada rangkaian catu daya ini digunakan untuk mensuplay tegangan ke semua rangkaian.
merupakan catu daya teregulasi dengan menggunakan IC 78xx. Tegangan keluaran pada catu daya ini sebesar +12 Vdc dan -12 Vdc. Saat diberikan tegangan 220 Vac, pada transformator tegangan tersebut diturunkan sebesar 15 Vac. Transformator yang digunakan adalah transformator CT (center tap). Setelah tegangan diturunkan, sinyal akan disearahkan oleh penyearah gelombang penuh yaitu dioda bridge. Tegangan yang dihasilkan belum tegangan DC murni sehingga diperlukan kapasitor sebagai filter. Semakin besar nilai kapasitor maka tegangan ripple dapat dikurangi
.Mikrokontroller sebagai pembangkit sinyal
Mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroler AT89S52. Fungsi dari AT89S52 adalah untuk mengaktifkan frekuensi yang telah tersimpan di dalam flash memory sesuai isyarat atau tombol dari keypad yang diterima oleh mikrokontroler, serta menampilkan data yang diperoleh ke display LCD. Besar frekuensi ini lebih dari frekuensi kerja jala-jala PLN yaitu 50 Hz, sedangkan frekuensi yang dipakai dalam rangkaian ini sebesar 10 KHz, 30 KHz dan 50 KHz. Pada dasarnya keluaran dari mikrokontroler adalah logik 1 dan 0. Lama waktu on (logik 1) dan lama waktu off (logik 0) inilah yang nantinya digunakan sebagai waktu atau periode (T) yang menentukan frekuensi ( f =1/T )
Tone Decoder
Setelah sinyal melewati suatu pentransmisian selanjutnya sinyal akan masuk ke rangkaian tone dekoder yang disusun oleh IC NE 567. IC ini akan mengeluarkan tegangan yang rendah bila frekuensi input sama dengan frekuensi referensi. Frekuensi referensi ini dapat di atur dengan mengubah harga komponen R dan C nya pada pin 5 dan 6 dari IC NE 567 tersebut, agar mendapatkan frekuensi yang sama seperti frekuensi inputnya. Skema gambar rangkaian tone dekoder
BLOK DIAGRAM
RANGKAIAN LENGKAP ALAT
mas bro gmn klo saluran listrik dari PLNnya berbeda, msh bisa ga?
BalasHapus